Senin, 25 Maret 2013

Mungkin Aku Sedang Cemburu

Aku punya 1 suami yang menikahiku 12 Oktober 2008, Alhamdulillah masih 1 (# emang boleh ampe 4?????)

Di tahun kedua lebih 2 bln pernikahan kami, Allah menghadiahkan seorang putra bernama Farhan Abdillah. Lahir pada tanggal 2 Desember 2009. Dulu maunya dikasih nama Muhammad Dude (biar mirip kayak Dude Herlino...tapi berhubung suamiku ndak setujuh jadi yahhh isengnya dibatalin, yah lagian juga ngasih nama anak kan mesti yg punya arti baik,hehhee). Farhan lahir setelah perjuangan panjang ”membawa” dia di perutku. Kubawa kuliah, kubawa masak, kubawa ngaji, kubawa shalat, kubawa penelitian, kubawa ngerjain thesis, ketemu dosen, pokoknya kemana-mana kubawa, gak bisa deh ditaroh barang sebentar (ya iyalah....). Perjuangan itu berkhir di sebuah ruang operasi karna aku mesti caesar----> yupz, karena air ketubanku udah pecah duluan dan gak ada pembukaan sama sekali. Melahirkan tanpa ditemani suami, tentu bukan hal yang menyenangkan, tapi akan tetap membahagiakan mendapati seorang bayi mungil tiba-tiba memecah kesunyian ruang operasi dengan tangisannya. Subhanallah, aku hanya bisa menangis dan terus bersyukur, meski sambil menggigil karena efek obat biusnya (kata dokter).

Farhan tumbuh layaknya anak-anak kebanyakan, berada lengkap bersama kedua orang tuanya, yaitu aku dan si Kakak (baca: suamiku), mendapatkan ASI eksklusif, merangkak, duduk, dan rembetan secara bersamaan di usia 6 bulan, berjalan di usia 1 tahun. Membahagiakan karena aku bisa jadi saksi hidup yang melihat ia bertumbuh dan berkembang secara langsung. Hampir setiap momen aku menyaksikan langsung dan kusebut ini bonus dari pekerjaanku sebagai Ibu Rumah Tangga. Meski tak bisa aku pungkiri tentu ada hal yang kadang sangat menguji kesabaranku selama mengasuh dan mendidik Farhan.

Buatku, bersama Farhan adalah pengalaman pertama mengasuh anak which means eksperimen pertamaku mengaplikasikan sekian banyak pengetahuan yang aku dapat dari berbagai sumber. Ada rasa minder, rasa takut jangan2 aku gak bisa menjadi ibu yang baik. Beruntunglah suamiku selalu memberi support terbaiknya kepadaku, alhamdulillah.

Sekarang, Farhan sudah melewati usianya yang ke-3. Farhan cukup mandiri karena sekarang Farhan sudah bisa membasuh sendiri kalo abis BAK, bisa mandi sendiri, makan 80% udah sendiri, abis makan minta dicuci sendiri piringnya, dll .Di sisi lain, aku harus beradaptasi (lagi) dengan kebiasaan-kebiasaan barunya. Termasuk yang satu ini..... ”LEBIH MEMILIH ABI KETIMBANG AKUH” ------Hiks, hiks.. Entahlah apa mungkin karena mereka sama-sama laki-laki atau aku tidak lebih menyenangkan daripada Abi Farhan. Well, apapun alasannya tetap meninggalkan sedikit luka di hati. Mau berangkat ke kantor ditangisi, agak siangan nanyain abinya kapan pulang, abinya pulang langsung deh aku ditinggal sendirian, hiks. Ada aja permainan mereka yang memang kadang gak terpikirkan olehku (mungkin krn aku perempuan ya?). 1 hari... 2 hari...masih menyenangkan karena jujur ketika Farhan bersama si Kakak, aku ada waktu untuk sedikit ngelurusin kaki setelah seharian mengasuhnya. Tapi, lama-lama aku kok ngerasa kayak abis ditinggalin orang yg dicintai ya??? Aku tiba2 rindu digelayuti kalo mau pergi keluar rumah, aku tiba-tiba rindu rengekannya untuk bermain bersama, aku juga tiba-tiba rindu memandikan ia setiap pagi dan sore hari...huhuuuhuhuhu #nangis. Dan yang paling parah, tiba-tiba muncul rasa khawatir karna tahun ini insyaallah Farhan mau masuk PAUD, trus siapa nanti yang menemaniku di rumah???hiks...hiks...aku pasti akan sangat merindukannya. Tak terbayang nanti Farhan akan lebih banyak bercerita kegiatannya bersama guru dan teman-temannya, dan aku tak menjadi tokoh apapun di dalam ceritanya. #okeh....tarik napassss, elap air mata.

Duh, beginikah rasanya jadi manusia yang di kakinya tersematkan surga bagi seorang anak yang berbakti? Seperti inikah rasanya dulu ketika Ibu melepasku untuk kuliah jauh dari tempat tinggalku?

Apakah ini yang kau rasakan Pak ketika melepasku saat hari pernikahanku dulu?

Aku bukannya tak suka anakku bertumbuh dan berkembang, hanya mungkin aku sedang mempersiapkan diriku untuk bisa ”ridho” dengan dunia yang akan dijalani anakku.

Aku bukan gak rela melepas anakku untuk mulai mengenal kehidupan, hanya mungkin aku terlalu egois memikirkan nasibku tanpanya full 24 jam lagi.

Aku juga gak bisa dikatakan bodoh karena menangisi sesuatu yang belum terjadi, hanya mungkin aku cuma mau bilang mungkin aku lagi cemburu.

Apapun itu, hidup kan mesti berlanjut ya???? Gak bisa kita hentikan semau kita. Aku sedang berusaha menata diri lagi untuk menjadi lebih baik bagi Farhan. Belajar untuk tidak lagi cemburu dengan pilihan yang akan ia buat



#Semoga kau sayang padaku lebih besar lagi setiap harinya ya anakku sayang karna kasih sayangku sepertinya tak menemukan tempat yang mampu menampung selain di hatimu



Tidak ada komentar:

Posting Komentar