Senin, 25 Maret 2013

Ketika Tarawih....


Hanya di bulan Ramadhan, setiap malam masjid atau musholla penuh dengan jama'ah 
Hampir semua warga akan segera memenuhi panggilan shalat lewat adzan yang dikumandangkan
Seorang ibu yang biasanya hanya shalat di rumah, kali ini selalu menyempatkan diri shalat berjama'ah di masjid
Hmmmm....rupanya semua orang sudah terpikat dengan pahala Ramadhan yang Allah janjikan

Di bulan Ramadhan, seorang suami mengajak istrinya, Bapak dan Ibu mengajak anak-anaknya dan semua anggota keluarganya untuk shalat berjama'ah di masjid
Ada banyak alasan mengapa orang tua mengajak serta anak-anak mereka
Dari yang ingin mengajarkan sejak dini tentang ibadah shalat sampai alasan gak ada yang nungguin si anak kalo ditinggal shalat di masjid

Nah!!! Kalo sudah begini, tentu harapan suasana tenang ketika shalat tak selalu kita dapatkan
Apalagi meski jumlahnya tak sebanyak jama'ah shalat, anak-anak punya sederet "kesibukan" ketika di masjid
"Kesibukan" mereka inilah yang terkadang akan sedikit membuat jama'ah shalat agak sedikit terganggu bahkan dongkol (barangkali)
Apapun itu, harusnya kita masih bisa berbangga hati (hehehe), ketika kita shalat, anak-anak malah udah praktek naik haji
Lihat saja...mereka melakukan praktek thowaf, berlari kecil mengelilingi area masjid, melakukan praktek sa'i dengan berlari bolak-balik di atas sajadah pada satu shaf yang mereka pilih, belajar berteriak lantang ketika Pak Ustadz ngasih kultum (lirik anakku....yang ikut teriak juga) hingga nanti semoga kuat memekikkan takbir (aamiin). 
Asal jangan praktek lempar umroh aja ya nak, bisa bubar nanti jama'ah shalatnya

Di sinilah menariknya keberadaan pasukan "kecil" itu di masjid yang setiap hari senantiasa menemani kita shalat di masjid
Mengapa menarik, karena adanya mereka adalah sarana pelatihan untuk kita
Menahan rasa dongkol karena terganggu kekhusyu'an shalatnya
Menahan marah ketika sajadah kita berantakan dan mungkin kotor ketika mereka injak-injak
Dan buat pak ustadz, sebagai latihan sabar ketika suaranya mendapat saingan dengan adanya teriakan anak-anak
Lalu akan diamkah kita melihat fenomena ini?
Menyuruh anak-anak pulangkah ketika keberadaan mereka mulai mengganggu jama'ah shalat yang lain?
Memarahi merekakah?
Mencari siapa sih orang tuanya yang gak mampu mendidik anaknya untuk bersikap yang baik di masjid?
Well, tentu kita sepakat bahwa bukan begitu cara kita 

Buat kita para orang tua, ridho sajalah dulu dengan "kesibukan" mereka
Karena ridho gak ridho, mereka juga akan tetap "sibuk"
Suka gak suka, mereka juga akan tetap "sibuk"
Senewen gak senewen, mereka juga akan tetap "sibuk"
Mereka hanya anak kecil yang masih belajar mengenal mana yang baik dan mana yang kurang baik
Mereka hanya anak kecil yang sedang belajar bagaimana bersikap yang baik di tempat yang tepat

Lalu..?????
Mengingatkan dan menasehati mereka tentu menjadi pilihan utama
Mengatakan bahwa, "Mas, mbak, dek, yang anteng ya di masjid!"
Atau bisa ditambahkan dengan, "Kalo adek mau main, boleh, tapi di teras masjid aja ya, ndak usah teriak-teriak, lari-larian di atas sajadah orang"
Atau dengan kalimat lainlah yang lebih pas, tentu anda lebih paham daripada saya
Berharap semoga tidak ada satupun kalimat kita yang akan membuat mereka trauma untuk kembai menyambangi masjid
Karena kelak, masjid akan butuh mereka untuk meramaikan, memakmurkan dengan segala aktifitas kebaikan
Berdoa saja ketika mereka bertambah usia, mereka akan semakin mengerti harus bersikap seperti apa ketika berada di masjid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar